Kamis, 01 Oktober 2020

Gelap Tak Bertuan

 

Sementara sunyi dan senyap masih saja identik dengan hal itu, hitam tanpa adanya setitik cahaya seperti menambah rasa ketakutan. Suara hewan yang mencari makanan tedengar begitu jelas rantai makanan pasti terjadi inilah perputaran siklus demi kelangsungan hidup. Sekelompok orang tengah bersenda gurau di suatu tempat tongkrongan lokal di kota ini, berbagai pesanan tersedia di atas meja, kopi, teh, cemilan lainnya untuk mengisi waktu setelah beberapa hari tidak bertemu. Segala macam hal dibicarakan mulai dari menanyakan tentang kesehatan, atau sekedar basa basi membicarakan keadaan kawan kawan lainnya yang tidak ikut serta berkumpul, terkadang kerinduan hadir disela-sela waktu itu, karena untuk berbagi cerita saja memerlukan waktu yang lama.

Terlihat jelas suasana yang menggambarkan keadaan pada saat itu, masing-masing individu saling memperlihatkan apa saja, karena memang tidak ada celah untuk menutupi diri, sudah mengenal puluhan tahun, jadi wajar saja nostalgia masa dahulu juga terungkit kembali. Ada kawan yang dari dulu tanpa melihat tempat dimanapun ngupil, sampai memang sudah terbiasa memandangnya sembari bercerita atau mendengar dia pasti mengupil. Bagi kawan yang luar biasa terhadap kebersihan melihat dia melakuan mengupil itu seakan akan menimbulkan bahan pembicaraan lain antara mereka. Bukan karena pendendam, tapi aku memang sulit melakukan perbuatan jahat orang lain kepadaku, aku menghindar karena aku benci perdebatan, aku hanya menghindari tersakiti berulang-ulang dengan orang yang sama, topik masalah yang sama, seakan begitu yang terlintas dipikirannya. Kadang orang-orang disekitarmu tidak mau memahami perjalananmu, mereka tidak butuh itu, bukan untuk mereka, hidup tak harus direncanakan sedemikian rupa jalani saja dan biarkan tejadi.

Siapapun aku, kamu, dan kita tidak berhak untuk menghakimi seseorang yang masih belum memiliki jalan terbaik di dunia ini, ketika doa lebih baik daripada mencela yang akan berdampak kepada diri sendiri terhadap apa yang dilakukan. Bukan hanya pemikiran dewasa yang membuat bijak dalam kehidupan, melainkan hati dan nurani, kemampuan menunjukkan siapa aku, tetapi pilihan menunjukkan siapa yang menghargai diriku. Kalau kau ingin tau siapa teman sejatimu, libatkan dirimu dengan masalah dan bersama lalui masa masa sulit, yang sedetikpun tidak akan lalai dalam perjuangan. Siklus dan dinamika kehidupan memang sulit ditebak, rahasia dari sang pencipta. Malam ini setiap orang dapat melihat, memahami, merasakan, sunyi dan senyap seperti malam malam sebelumnya.

Berbagai alasan untuk menghindar, mencari alasan untuk lebih leluasa, terdengar suara nada handphone, untuk ajakan bersama, arah angin dari segala arah terasa dingin ke tubuh, tidak harus berbohong, seperti pembiaran untuk saling sikut. Terkadang aku harus sembunyi dibalik kelemahanku, bukan aku tidak mampu lebih baik dari sebelumya, aku menghadapi masalah, merubah kepribadian karena selalu ingin baik-baik saja, hal paling miris adalah kepercayaan yang naif, sejatinya setiap manusia memang terlahir dengan keinginan untuk berbuat baik. Orang baik menyadari juga bahwa ia punya jatah buruk, sama seperti orang lain. Satu hal yang pasti menjadi orang baik belum tentu baik, tapi menjadi orang baik memang tidak salah terutama kebaikan dan keburukan  berimbas bagi diri sendiri.

 Terjadi dalam kehidupan ini, menerima hal hal yang di luar harapan, di luar ekspektasi, berdoa begini tapi jika kata Tuhan tidak, pasti tidak akan terjadi, kenapa karena DIA tahu apa yang perlu dan apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Harga diri yang bias dan kesombongan yang bersarang di hati tanpa sadar, tidak lagi bisa memilah mana yang benar dan mana yang salah. Akibatnya pegendalian untuk berfikir jernih tidak terwujud hanya untuk mempertahankan kepentingan, sama halnya dalam suatu persahabatan, jika pengendalian diri telah runtuh dan ucapannya liar, bisa merusak tatanan suatu persahabatan. Seakan paling benar, dan tidak lagi mau tahu bahwa ada nilai nilai hakiki yang harus dihormati. Padahal, persahabatan itu begitu mulia dan indah, bilamana bisa saling jaga dan saling menghargai satu sama lainnya.

Lagi – lagi bisikan itu semakin membisingkan ingin saja aku teriak untuk hentikan semua yang memerihkan, apakah aku salah dalam bersikap dan berucap, duhai hati tetaplah kau penuh damai, walau ada perih terasa. Merentang malam yang terus bergulir ingin mengurai berbagai tafsir, yang mungkin tak pernah terpikir. Disana ada harap yang masih menjelajah, tidaklah mudah merangkai sikap dan ucap yang memberikan kesejukan bagi diri sendiri dan orang lain. Ikhlaskan hati dalam setiap perkara yang dilakukan, apa awal dasar bisa seperti saat sekarang ini.

Perang melawan malas, perang melawan gengsi selagi masih muda, selagi tenaga masih kuat, memang hidup itu seperti mimpi, hidup ini tidak sendirian, ada orang lain disekitar, bagaimana cara menebar cinta dan membangun kebersamaan satu dan lainnya. Ditambah lagi menghabiskan lebih banyak waktu, sedikit sentuhan kasih sayang dapat membuat ketenangan bagi pecinta kedamaian.

Semoga selalu dipertemukan dengan orang-orang yang tidak pernah bosan mendengarkan cerita dari setiap orang. Beranikan diri menghadapi tantangan  dengan mencapai keberhasilan, dimana kebersamaan bukan milik seseorang, bukan milik golongan, bukan sekedar pertemuan satu orang, melainkan benar-benar mempunyai konsekuensi untuk melakukannya. Mengapa seseorang mencari semangat, sedangkan bagi seseorang dirinyalah penyemangatnya, hati merupakan tempat keegoisan maka tindakan, pemikiran, ucapan, saling bertemu dengan ingatan menangis terasa melapangkan dada, saat orang-orang mengatakan ini hanya dunia, dan dunia sedang dalam masa penyembuhan dan bukan dunia tidak sakit tetapi manusia, karena terlalu menjaga keegoisannya masing-masing.

Perubahan apakah yang dimaksudkan ini untuk memperjelas segala yang dianggap berkepentingan atau hanya sekedar melepas kerinduan belaka. Hadirlah karena anugrah terindah diberikan sang pencipta disematkan dalam putaran waktu, sebab dimana lagi tumbuh dan bersemi terjaga dari mimpi yang dikaruniai-Nya. Sekian lama lingkaran waktu kehidupan menggeliat diujung hari, yang tidak pernah terasa dikelopak mata diantara huruf menyatu dalam bait doa, terbentang aksara yang menyapa kejora saat asmara bergejolak membara, merengkuhmu sebelum senja datang seputih aksara yang bercahaya didalam kalbu. Perjuangan hanya sekedar menemukan obat tapi diniatkan dari hati, keikhlasan penuh kesabaran bukan juga masalah obat yang manjur, ini semua berkat dari sang pemilik waktu.

Berhenti berbuat konyol orang bisa saja salah paham, curiga, nuduh yang bukan bukan, dan tidak suka dengan kebaikan yang diperbuat namun ada juga orang yang suka, mendukung bahkan berterima kasih. Apa akan berhenti berbuat kebaikan karena dituduh yang bukan bukan oleh orang yang salah paham atau terus berbuat kebaikan meski tidak ada yang mendukung. Disitu ujian dimulai, pertama berbuat baik itu karena siapa, karena orang lain apa karena diri sendiri. Sedang berebut kata, kami adalah ini dan ini adalah aku, agar aku, kami dan ini bisa menjadi sesuatu, satu satunya cara untuk tidak menjadi pembenci adalah dengan selalu mengingat kebaikan orang ketimbang perbuatan jahatnya, pasti ada titik bahagia, membumikan hati, melangitkan doa, jangan lelah dalam keikhlasan.

 Perjalanan hidup dengan harapan, percayalah pada tujuan ini, ada imbalan setimpal dengan kesabaran, hanya hati yang tidak putus asa akan selalu memilki kekuatan untuk melanjutkan hidup, jangan terlalu banyak bicara karena dari situlah jalan masuk dusta, nikmati suasana malam tanpa percik hujatan, buka kembali kebahagiaan yang datang menjelang.


Tidak ada komentar: