Sementara sunyi dan senyap masih saja identik dengan
hal itu, hitam tanpa adanya setitik cahaya seperti menambah rasa ketakutan.
Suara hewan yang mencari makanan tedengar begitu jelas rantai makanan pasti
terjadi inilah perputaran siklus demi kelangsungan hidup. Sekelompok orang
tengah bersenda gurau di suatu tempat tongkrongan lokal di kota ini, berbagai
pesanan tersedia di atas meja, kopi, teh, cemilan lainnya untuk mengisi waktu
setelah beberapa hari tidak bertemu. Segala macam hal dibicarakan mulai dari
menanyakan tentang kesehatan, atau sekedar basa basi membicarakan keadaan kawan
kawan lainnya yang tidak ikut serta berkumpul, terkadang kerinduan hadir disela-sela
waktu itu, karena untuk berbagi cerita saja memerlukan waktu yang lama.
Terlihat jelas suasana yang menggambarkan keadaan
pada saat itu, masing-masing individu saling memperlihatkan apa saja, karena
memang tidak ada celah untuk menutupi diri, sudah mengenal puluhan tahun, jadi
wajar saja nostalgia masa dahulu juga terungkit kembali. Ada kawan yang dari
dulu tanpa melihat tempat dimanapun ngupil, sampai memang sudah terbiasa
memandangnya sembari bercerita atau mendengar dia pasti mengupil. Bagi kawan
yang luar biasa terhadap kebersihan melihat dia melakuan mengupil itu seakan
akan menimbulkan bahan pembicaraan lain antara mereka. Bukan karena pendendam,
tapi aku memang sulit melakukan perbuatan jahat orang lain kepadaku, aku
menghindar karena aku benci perdebatan, aku hanya menghindari tersakiti
berulang-ulang dengan orang yang sama, topik masalah yang sama, seakan begitu
yang terlintas dipikirannya. Kadang orang-orang disekitarmu tidak mau memahami
perjalananmu, mereka tidak butuh itu, bukan untuk mereka, hidup tak harus
direncanakan sedemikian rupa jalani saja dan biarkan tejadi.
Siapapun aku, kamu, dan kita tidak berhak untuk
menghakimi seseorang yang masih belum memiliki jalan terbaik di dunia ini,
ketika doa lebih baik daripada mencela yang akan berdampak kepada diri sendiri
terhadap apa yang dilakukan. Bukan hanya pemikiran dewasa yang membuat bijak
dalam kehidupan, melainkan hati dan nurani, kemampuan menunjukkan siapa aku,
tetapi pilihan menunjukkan siapa yang menghargai diriku. Kalau kau ingin tau siapa teman sejatimu, libatkan
dirimu dengan masalah dan bersama lalui masa masa sulit, yang sedetikpun tidak akan
lalai dalam perjuangan. Siklus dan dinamika kehidupan memang sulit ditebak,
rahasia dari sang pencipta. Malam ini setiap orang dapat melihat, memahami, merasakan, sunyi dan senyap seperti malam malam sebelumnya.
Berbagai alasan untuk menghindar, mencari alasan
untuk lebih leluasa, terdengar suara nada handphone,
untuk ajakan bersama, arah angin dari segala arah terasa dingin ke tubuh, tidak
harus berbohong, seperti pembiaran untuk saling sikut. Terkadang aku harus
sembunyi dibalik kelemahanku, bukan aku tidak mampu lebih baik dari sebelumya,
aku menghadapi masalah, merubah kepribadian karena selalu ingin baik-baik saja,
hal paling miris adalah kepercayaan yang naif, sejatinya setiap manusia memang
terlahir dengan keinginan untuk berbuat baik. Orang baik menyadari juga bahwa
ia punya jatah buruk, sama seperti orang lain. Satu hal yang pasti menjadi
orang baik belum tentu baik, tapi menjadi orang baik memang tidak salah
terutama kebaikan dan keburukan berimbas
bagi diri sendiri.
Terjadi dalam
kehidupan ini, menerima hal hal yang di luar harapan, di luar ekspektasi,
berdoa begini tapi jika kata Tuhan tidak, pasti tidak akan terjadi, kenapa
karena DIA tahu apa yang perlu dan apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Harga diri
yang bias dan kesombongan yang bersarang di hati tanpa sadar, tidak lagi bisa
memilah mana yang benar dan mana yang salah. Akibatnya pegendalian untuk
berfikir jernih tidak terwujud hanya untuk mempertahankan kepentingan, sama
halnya dalam suatu persahabatan, jika pengendalian diri telah runtuh dan
ucapannya liar, bisa merusak tatanan suatu persahabatan. Seakan paling benar,
dan tidak lagi mau tahu bahwa ada nilai nilai hakiki yang harus dihormati.
Padahal, persahabatan itu begitu mulia dan indah, bilamana bisa saling jaga dan
saling menghargai satu sama lainnya.
Lagi – lagi bisikan itu semakin membisingkan ingin
saja aku teriak untuk hentikan semua yang memerihkan, apakah aku salah dalam
bersikap dan berucap, duhai hati tetaplah kau penuh damai, walau ada perih
terasa. Merentang malam yang terus bergulir ingin mengurai berbagai tafsir,
yang mungkin tak pernah terpikir. Disana ada harap yang masih menjelajah,
tidaklah mudah merangkai sikap dan ucap yang memberikan kesejukan bagi diri
sendiri dan orang lain. Ikhlaskan hati dalam setiap perkara yang dilakukan, apa
awal dasar bisa seperti saat sekarang ini.
Perang melawan malas, perang melawan gengsi selagi
masih muda, selagi tenaga masih kuat, memang hidup itu seperti mimpi, hidup ini
tidak sendirian, ada orang lain disekitar, bagaimana cara menebar cinta dan
membangun kebersamaan satu dan lainnya. Ditambah lagi menghabiskan lebih banyak
waktu, sedikit sentuhan kasih sayang dapat membuat ketenangan bagi pecinta
kedamaian.
Semoga selalu dipertemukan dengan orang-orang yang
tidak pernah bosan mendengarkan cerita dari setiap orang. Beranikan diri
menghadapi tantangan dengan mencapai
keberhasilan, dimana kebersamaan bukan milik seseorang, bukan milik golongan,
bukan sekedar pertemuan satu orang, melainkan benar-benar mempunyai konsekuensi
untuk melakukannya. Mengapa seseorang mencari semangat, sedangkan bagi
seseorang dirinyalah penyemangatnya, hati merupakan tempat keegoisan maka
tindakan, pemikiran, ucapan, saling bertemu dengan ingatan menangis terasa
melapangkan dada, saat orang-orang mengatakan ini hanya dunia, dan dunia sedang
dalam masa penyembuhan dan bukan dunia tidak sakit tetapi manusia, karena
terlalu menjaga keegoisannya masing-masing.
Perubahan apakah yang dimaksudkan ini untuk memperjelas
segala yang dianggap berkepentingan atau hanya sekedar melepas kerinduan
belaka. Hadirlah karena anugrah terindah diberikan sang pencipta disematkan
dalam putaran waktu, sebab dimana lagi tumbuh dan bersemi terjaga dari mimpi
yang dikaruniai-Nya. Sekian lama lingkaran waktu kehidupan menggeliat diujung
hari, yang tidak pernah terasa dikelopak mata diantara huruf menyatu dalam bait
doa, terbentang aksara yang menyapa kejora saat asmara bergejolak membara,
merengkuhmu sebelum senja datang seputih aksara yang bercahaya didalam kalbu.
Perjuangan hanya sekedar menemukan obat tapi diniatkan dari hati, keikhlasan
penuh kesabaran bukan juga masalah obat yang manjur, ini semua berkat dari sang
pemilik waktu.
Berhenti berbuat konyol orang bisa saja salah paham,
curiga, nuduh yang bukan bukan, dan tidak suka dengan kebaikan yang diperbuat
namun ada juga orang yang suka, mendukung bahkan berterima kasih. Apa akan
berhenti berbuat kebaikan karena dituduh yang bukan bukan oleh orang yang salah
paham atau terus berbuat kebaikan meski tidak ada yang mendukung. Disitu ujian
dimulai, pertama berbuat baik itu karena siapa, karena orang lain apa karena
diri sendiri. Sedang berebut kata, kami adalah ini dan ini adalah aku, agar
aku, kami dan ini bisa menjadi sesuatu, satu satunya cara untuk tidak menjadi
pembenci adalah dengan selalu mengingat kebaikan orang ketimbang perbuatan
jahatnya, pasti ada titik bahagia, membumikan hati, melangitkan doa, jangan
lelah dalam keikhlasan.
Perjalanan hidup dengan harapan, percayalah pada
tujuan ini, ada imbalan setimpal dengan kesabaran, hanya hati yang tidak putus
asa akan selalu memilki kekuatan untuk melanjutkan hidup, jangan terlalu banyak
bicara karena dari situlah jalan masuk dusta, nikmati suasana malam tanpa
percik hujatan, buka kembali kebahagiaan yang datang menjelang.