Senin, 18 Januari 2016

Teruntukmu Pemilik Diam


Saya tidak memahami arti dari diam-nya seseorang, bagi saya tampak begitu dekat dengan kesepian dan membentuk rasa ingin mengetahui terhadap setiap apa yang dilakukannya. Ketika dia mulai mengutarakan apa yang ada dipikirannya, saya mengikuti dan menjadi pendengar yang baik baginya, terkadang saya hanya menjawab dengan jawaban "ooo begitu" dan disaat itu pula muncul rasa ketidakpedulian terhadap apa yang telah terucap dari mulutnya, karena sejauh ini saya tidak mengetahui apa yang tersimpan didalam hatinya. Ketika menurut saya biasa belum tentu bagi seseorang itu hal yang biasa, karena kebiasaan menurut saya akan berbeda dengan apa yang biasa menurut kebiasaannya. Perlahan saya mulai meyakinkan diri dengan keadaan yang seperti ini setiap harinya, bertemu dengan diam yang sepi....

Kalau begitu mari sejenak menghirup udara segar yang menyerahkan diri dengan kepasrahan bukan berarti tidak melakukan usaha, berbagai macam hal ucapan mulai terangkai dalam suatu tulisan, terkadang saya tertawa dalam diam, atau hanya sekedar ingin mengendurkan otot wajah yang terasa kaku untuk mengartikan kejenakaan setiap ucapan, boleh saja saya menertawakan diri sendiri, orang lain menertawakan saya atau saya menertawakan orang lain karena setiap orang dapat menilai dan memberikan ucapan kepada dirinya sendiri, itu hal yang lucu, ternyata dia ga bisa diajak bercanda, orangnya seriusan, segala macam hal dapat terjadi tertawa dalam diam...

Bersikap wajar sebagaimana mestinya tidak ada yang perlu ditutupi, berusaha dengan seelegan mungkin apa adanya, ya beginilah mau diapakan lagi akan tiba waktunya sampai dibatas mana diam mu, karena setetes embun yang jatuh ke tanah, akan mempunyai arti bagi heningnya dingin udara pagi.

Merayumu ternyata sampai meneteskan air mata, tidak menyangka akan membuat bertambahnya rasa syukur yang amat terindah demi kebahagiaan makhluk yang bernama manusia, tercipta dengan logika dan hati saling menyalahkan demi memperkuat keyakinan diri dalam melangkah kemanapun itu arah dan tujuannya, jika memang kebahagiaan menjadi tujuan utama maka suatu pengharapan akan memenuhi tujuan dengan mengharapkan suatu waktu dapat memberikan rasa bahagia yang telah dirasakan seperti bahagia yang telah diberikan. Ibu...

Berjalan lagi aku telah merasakan hal yang sama sebelumnya dimana arti penghidupan untuk ku jalani sebenarnya, haruskah ku pasrahkan ini tetaplah merangkak dari keputusasaanmu berkeyakinan jangan menyerah semua pasti ada ilusi dalam mengarungi suatu yang tak bertepi disebut kasih sayang.